Sep 6, 2013

Dear Mom..

Bagaimana kau memanggil perempuan yang telah melahirkanmu? Ibu? Mama?
Semua mencerminkan kedamaian yang dibawa olehnya.
Bunda. Ya, begitulah aku memanggilnya.
Mungkin ini adalah satu dari curhatan seorang anak perempuan untuk Ibunya :)
Selamat Membaca, Read More!


Aku tak seharusnya iri terhadap semua Ibu yang kalian miliki. Seharusnya aku selalu bersyukur atas apa yang Tuhan berikan padaku. Tapi, aku hanyalah gadis yang dalam fase mencari jati diri. Aku sering merasakan hal yang tak bisa ku mengerti. Ya, seperti saat ini.

Dari dulu, aku mengidam-idamkan sosok Ibu yang bisa menyisir rambutku setelah mandi, menyiapkan sarapan di pagi hari, sampai menemaniku ke setiap pesta yang akan ku hadiri. Itu hanya anganku. Kenyataannya, Ibuku adalah wanita karir yang dari jam 6pagi-8malam berada di luar rumah. Aku jarang bertemu Ibuku. Rindu? Itu pasti. Tapi ada hal lain yang tak bisa ku mengerti. Seakan-akan aku ingin selalu menitikkan air mata ketika mengingat ini.

Aku terbiasa melakukan apapun sendiri. Ibu mengajarkanku untuk selalu serba bisa. Dalam artian, aku harus bisa melakukan segala sesuatunya sendiri. Maksud dari semua itu adalah (mungkin) menginginkan anak putri yang dewasa dan mandiri. Ibu, tenanglah.. Kau bisa melihatku melakukan apapun, kan? Termasuk menutupi rasa sedihku atas apa yang tak bisa ku rasakan seperti kebanyakan anak gadis lain.

Ibuku bukanlah wanita yang feminin, melainkan tomboy. Menyenangkan memang. Tapi aku adalah perempuan. Aku juga ingin didandani saat pentas sekolah oleh Ibuku. Ibuku tidak bisa berdandan. Beliau terbiasa menggerai rambut sebahunya. Make up yang selalu beliau kenakan hanyalah lipstik. Sederhana. Tapi begitulah sosok malaikat tanpa sayap yang aku punya.

Sebenarnya, apa yang aku rasakan? Sederhana. Aku merindukan sosok Ibu yang sesungguhnya. Mungkin ini terdengar bodoh. Tapi percayalah, setiap perempuan mungkin pernah merasakan sosok Ibu yang dimiliki oleh teman kalian sendiri. Aku mulai rindu masa kecilku. Masa saat aku dimanjakan oleh Ibu. Aku ingin mengulang kembali masa lalu dan merasakan bagaimana rasanya ditenangkan oleh pelukan Ibu.

I don't have any words anymore. I miss you, Mom.

1 comment:

  1. Percaya deh nyokap lo punya alasan sendiri kenapa beliaw lebih milih kerja ninggalin anaknya. Gw baru ngerasain pas udah nikah, hampir tiap kli mo berangkat kerja istri gw nangis karena ga tega ninggalin anak.
    klo ada waktu mungkin bisa mampir ke
    blognyayandi.blogspot.com

    ReplyDelete