Jun 27, 2013

Menunggumu, Mengagumimu.

Sejak melihatmu kala itu, aku berasumsi bahwa arti dari kata menunggu bisa diartikan sebagai mencintaimu dari jarak jauh. Memperhatikan setiap detail yang kau punya diam-diam itu mengasikkan. Siapa tahu kau juga punya perasaan yang sama sepertiku. Siapa tahu?

Aku memperhatikanmu diam-diam setiap harinya. Mengikuti kegiatan sekolahmu tanpa ada yang tahu. Menghafal jadwal kegiatan basketmu tanpa ada yang tahu. Aku juga sering mendatangi acara dimana kamu akan berada disana. Kekagumanku padamu, akut.

iasanya orang-orang akan menjulukiku sebagai secret admirer. Well, bisa jadi begitu. Biasanya orang-orang menyebutku bodoh karna tak punya cukup keberanian untuk mengutarakan perasaanku. Bisa juga begitu. Memangnya aku ini siapa? Teman dekatnya? Bukan. Sahabat baiknya? Bukan. Lalu? Aku hanya orang yang menyimpan kagum pada seseorang yang entah tahu keberadaanku atau tidak.

Mungkin jika aku adalah temannya, aku bisa mengatakan “cinta”. Tapi aku terlalu perasa. Nanti malah pertemanan yang ada rusak karna “cinta”, merepotkan. Mungkin jika aku adalah orang yang dikenalnya, aku bisa mengatakan “cinta”. Ah, tapi tunggu dulu. Psst.. Aku tak cukup berani melakukan itu.

Menunggumu dalam diam. Psst.. ini rahasiaku. Tak ada seorang pun yang tahu bahwa aku menaruh rasa kagum yang mendalam terhadapnya. Inikah cinta? Atau hanya ilusi semata? Susah menjelaskannya. Susah juga memahaminya, kan?

Dan sampai detik ini, entah bagaimana perasaanmu terhadapku, entah bagaimana isi hatimu, atau entah bagaimana kisah cintaku. Aku, masih menunggu.. :)

Jun 25, 2013

Menunggumu.

Sejatinya menunggu adalah terombang-ambing dalam ketidakpastian. Entah sejak kapan aku mulai menggantungkan harapanku dengan cara menunggumu.

Menunggumu adalah hal baru dalam hidupku. Aku tidak dapat mengingat kapan terakhir kali aku membicarakan tentang cinta. Tunggu dulu, ini bukanlah cerita tentang cinta. Melainkan tentang ketidakpastian dalam penantian. Aku sungguh tak mengerti apa yang sedang terjadi atau apa yang sedang aku lakukan. Saat ini aku sedang menunggu orang yang sama sekali tidak aku kenal. Entah apa yang menantiku di garis finish. Entah apa yang membuatku menunggu orang asing ini. Aku tak ingin tahu menahu.

Menunggumu tanpa alasan? Ya, aku sedang melakukannya sekarang. Mungkin kalimatku saat ini terlihat rancu tak padu. Biar ku perjelas. Aku tak tahu apa yang aku lakukan saat ini. Ketika ditanya tentang alasan aku mendadak bisu. Sial.

Ini bukan tentang mengagumi sosokmu. Tetapi tentang menunggu dalam harap untuk sesuatu yang tak pasti.
... Aku menunggumu :)

Jun 24, 2013

Tarif BBM Naik.

Halo, Indonesia. Apa kabar Negeri ini? Setahu saya, Negeri ini semakin kacau dan tak menentu peradabannya. Contohnya sekarang, fenomena BBM naik lagi 'in' di semua saluran TV. Kegiatan demo oleh mahasiswa dari berbagai universitas banyak menghiasi jalan raya. Semua orang merasakan dampaknya kan?
Menurut saya, naiknya BBM memang harus dilakukan mengingat banyaknya utang negara yang semakin banyak. Bagaimana tidak banyak utang kalau negara ini terus mendapati perekonomian yang defisit. Entah bagaimana nasib negeri ini. Semoga banyak generasi muda yang akan merubah negeri ini menjadi lebih baik.
Dampak dari naiknya BBM cukup banyak diantaranya:
1. Demo Anarkis
Banyak sekali mahasiswa yang demo untuk menurunkan tarif BBM. Memang semua orang ingin tarif BBM turun. Tapi itu tidak mungkin. Saya juga banyak menemukan tweet tentang demo mahasiswa. Kalian bisa ya merokok seratus batang, tapi BBM naik Rp. 2000,- aja malah demo anarkis. Hilangkanlah demo dan ciptakanlah kedamaian. Kalian demo sampai kapanpun juga tarif BBM tidak akan turun. Face the fact! :)

2. Keluhan Supir Angkutan Umum
Banyak supir angkutan umum yang mengeluh akan naiknya tarif BBM. Mereka bingung dan sempat galau ingin menaikkan tarif penumpang atau tidak. Jika tarif penumpang tidak naik, para supir angkutan umum terancam bangkrut dan tidak bisa mengais rejeki. Tetapi ada juga supir yang memiliki hati nurani yang tidak menaikkan tarif penumpang dengan alasan kasihan terhadap penumpang yang tidak mampu membayar lebih tinggi. Well, people have their own mind about this situation :(

3. Harga Barang-Barang Naik
Ya. Ini yang paling umum terjadi. Banyak pedagang yang mengatakan "BBM naik, barang juga naik dong." Masuk akal memang. Kan butuh biaya distribusi untuk mendapatkan barang yang akan dijual. Jadi kita sebagai rakyat biasa sebaiknya harus siap untuk merogoh biaya lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

4. Gaji Pegawai Tetap
Kalau tarif BBM naik, tarif angkutan umum naik, harga barang-barang naik, tentu saja kita juga butuh pemasukan lebih untuk bisa memenuhi kebutuhan. Bayangkan saja jika ketika hanya memiliki Rp. 5000,- tetapi semua kebutuhan kita seharga Rp. 6000,- Bangkrut dong. Seharusnya gaji pegawai naik lah ya. Kasihan pegawai yang sekaligus menjadi orang tua kita. Harus mencari lebih banyak pemasukan agar bisa menghidupi keluarga. Galau menjadi-jadi. Ckckck

5. Angka Kriminalitas Meningkat
Nah, jika semua manusia merasa harus memenuhi banyak kebutuhan tetapi tidak memiliki banyak pemasukan, kriminalitas muncul sebagai harapan. Pencurian dan perampokan akan menjadi topik utama dalam hal ini. Manusia akan hilang akal sehat jika sudah begini. They will act like animal soon.

Oke. Dengan hal-hal yang sudah saya paparkan tadi semoga para pembaca jadi sadar bahwa naiknya tarif BBM bukanlah suatu kesalahan. Tetapi suatu pengorbanan untuk membuat bangsa ini lebih baik dengan cara yang buruk. Semoga banyak manfaatnya dari membaca artikel ini. Dan semoga pemerintah memberikan kebijakan baru untuk menaikkan gaji para pegawai di Indonesia :)

Jun 20, 2013

Selamanya? Aku Meragu.

Selamanya? Aku Meragu

          Aku mengendarai motorku dengan perasaan gundah. Masih terngiang suara paraunya saat mengatakan hal terpahit yang harus aku dengar. “Andre, aku mau kita udahan aja.” Kalimat macam apa itu. Aku masih saja menggerutu. Jalan menuju rumah Dinda memang jauh. Tapi aku merasa kali ini lebih jauh dari biasanya. Semakin ku tambah laju motorku. Aku tak peduli.
          Biasanya, datang ke rumah Dinda adalah salah satu hal yang membahagiakan. Entah ketika aku mengajaknya menonton film terbaru, mengajaknya makan di restoran baru, atau sekedar ingin melihat senyum manisnya. Tapi, kali ini berbeda. Aku bisa merasakan tanganku dingin saat membunyikan bel rumahnya.
          “Mau apa kesini?” Dinda membuka pintu dengan mata sembab. Aku tahu dia habis menangis. Aku tahu.
          “Kamu kenapa Din?” Sial. Bodohnya aku yang selalu menannyakan pertanyaan yang sama padahal aku sudah tahu jawabannya.
          “Aku nggak kenapa-kenapa tuh.” Jawabnya tanpa melihat mataku. Dinda berbohong, lagi.
          “Kita kenapa sih? Kalau ada masalah ya diselesaikan baik-baik. Jangan asal bilang putus gini dong Din. Aku masih sayang kamu.”
          “Kamu udah nggak pernah ada waktu buat aku lagi. Aku capek, Ndre. Kamu juga lebih sering jalan sama temen-temen kamu kan? Aku capek.” Suara Dinda parau. Menahan tangis, pasti.
          “Din, kita pacaran nggak seminggu dua minggu kan?” Aku menahan suaraku sendiri.
          “Dua tahun Din.” Aku melanjutkan. “Seharusnya kita hilangkan ego kita masing-masing. Bukan malah menghilangkan hubungan kita. Iya, kan?”
          Dinda masih saja diam. Entah apa yang dia pikirkan. Aku tak pandai menerka-nerka. Aku jadi teringat kata-katanya di anniversary dua tahun.
          “Semoga di anniversary kita yang ke-dua ini, kita bakal selamanya bersama yah. Aku sayang kamu, Andre.”
          Selamanya. Satu kata tanpa perjanjian tertulis tentang ‘waktu’. Bagaimana bisa ‘selamanya’ berubah menjadi ‘seketika’ saat Dinda memutuskanku via telepon tadi pagi? Bagaimana bisa ‘selamanya’ berubah menjadi ‘sekedarnya’? Bagaimana bisa ‘selamanya’ berubah menjadi ‘sesaat’? Aku meragu.
          Aku kesampingkan pikiran-pikiran itu. Aku melihat Dinda memainkan rambut indahnya yang dibiarkan tergerai begitu saja. Manis.
          “Din, beri aku satu kesempatan lagi. Aku janji, aku bakal meluangkan waktu lebih banyak sama kamu.” Aku berkata lirih tetapi meyakinkan. Aku rasa.
          Dinda tetaplah diam. Apa yang cewek pikirkan saat akan menjawab pertanyaan cowoknya? Aku tak habis pikir mengapa mereka selalu diam membuat kaumku penasaran sambil larut dalam pikiran.
          “Andre..” Suara lembut Dinda membuayarkan lamunanku.
          “Iya Din?”
          “Aku butuh waktu. Sebaiknya kamu pulang saja. Aku ingin sendirian.”
          Oke. Dinda menyuruhku pulang tanpa pelukan hangat seperti biasa. Dengan perasaan yang semakin tak menentu, aku pulang.
****
          Selamanya. Aku masih berusaha mengartikan kata itu. Dulu, Dinda selalu mengatakannya di setiap kami akan berpisah. Aku sayang kamu, selamanya. Masihkah ‘selamanya’ berarti baginya? Jika iya, kenapa dia tak memperjuangkan apa yang telah kami bangun selama ini? Manis pahitnya long distance relationship. Kenapa? Bertubi-tubi pertanyaan dariku dan untukku sendiri. Aku tak menemukan jawabannya.
          Ya. Aku dan Dinda menjalani long distance relationship atau biasa orang menyingkatnya dengan LDR. Aku tahu bahwa LDR tidak semudah berpacaran pada umumnya. Aku harus menyisihkan uang lebih untuk beli pulsa. Aku harus membagi waktuku bersama Dinda dan waktu bersama teman-temanku. Dibilang cowok gaul sih tidak. Tapi dimana-mana, cowok selalu punya banyak teman kan? Aku rasa itu wajar. Dan aku sering meyakinkan diriku sendiri bahwa memiliki banyak teman adalah hal yang positif selama mereka adalah orang yang benar. Apa mungkin Dinda sudah lelah akan hubungan jarak jauh ini? Entahlah. Aku belum menemukan jawabannya.
          Selamanya. Tak cukup bagiku untuk memahami apa arti cinta yang Dinda berikan untukku. Apa jika cewek mengatakan ‘selamanya’ akan selalu berujung dengan ‘sebentar saja’? Entahlah. Aku lelah. Well, apa mungkin ini adalah ‘lelah’ yang dirasakan Dinda terhadapku? Ah. Sudahlah.
****
          Aku mendapati diriku sedang mengetik SMS untuk Dinda. Mengapa begitu sulit mengetikkan kata-kata romantis yang biasanya aku tujukan untuknya? Aku ingin mengetahui kabar darinya. Sebenarnya, aku ingin tahu bagaimana kejelasan hubungan kami.

To: Adinda:*
Sayang,udah makan belum?
     
              Itu adalah SMS tersingkat yang pernah aku kirim untuk Dinda. Canggung memang. Tapi aku hanya bisa mengetikkan itu. Lima menit berlalu tak ada jawaban dari Dinda. Aku tetap menunggunya. Melihat handphoneku lima detik sekali, menggelikan.
          Handphoneku berdering. Ah. Dinda.
          “Halo Dinda.” Jawabku se-sumringah mungkin.
          “Hai Andre.” Nadanya masih sedingin kemarin siang.
          Hening. Apa yang dia pikirkan. Duh.
          “Ndre, soal yang kemarin siang. Emm, kayaknya aku nggak berubah pikiran Ndre. Aku pengen tetep kita udahan aja.”
          Ini kali pertama aku merasakan air di pelupuk mataku. Menangiskah aku? Mungkin.
          “Oh. Baiklah. Aku tak akan memaksa. Aku harap kita tetap berhubungan baik ya, Din.” Kataku penuh harap nan ragu. Bagaimana bisa jika aku terluka lalu semuanya akan baik-baik saja? Menyebalkan. Aku menutup percakapan kami tanpa mendengar kata-kata Dinda. Sudah. Ini cukup menyakitkan.
****
          Sebulan sudah aku ‘sendiri’. Nama ‘Adinda’ masih belum juga tergantikan di hati. Inikah yang namanya ‘Gagal Move On’? Aku menertawai diriku sendiri. Memang tidak mudah untukku merelakan semua yang telah pergi. Tapi bagiku, melihat Dinda menjadi bahagia tanpa aku adalah suatu kesalahan. Ya, pahit memang ketika kamu sadar bahwa orang yang msih kamu sayangi merasa lebih bahagia tanpamu. Dulu, dia selalu bahagia bersamaku. Tapi sekarang? Semuanya telah berubah. Dinda tidak lagi pacarku yang dulu.
          Terlepas dari itu, aku cukup bahagia melihat Dinda bahagia. Aku mencoba merelakan apa yang seharusnya pergi. Aku juga ingin bahagia. Dan aku rasa, bahagiaku bukan bersamanya.
          Aku bukanlah tipe orang yang mudah mengingat sesuatu. Dan aku heran mengapa aku bisa mengingat setiap detail yang Dinda punya. Senyum manisnya saat ku belikan coklat, rambutnya yang dibiarkan tergerai begitu saja, suara lembutnya yang menenangkan. Ah, sudahlah. Aku tak ingin terlalu larut dalam hal seperti ini.

“Untukmu, Adinda.
Entah bagaimana aku mengungkapkan perasaanku. Entah bagaimana kamu menerjemahkan cintaku. Tetapi, ketahuilah sesuatu. Cintaku padamu masih baku.”

          Mungkin benar jika patah hati membuat kita menjadi penulis dadakan. Saat ini aku memiliki buku tempatku menulis sepenggal demi penggal kalimat rancu yang seharusnya dibaca Dinda. Saat ini aku lebih banyak memiliki kata-kata untuk ditulis daripada kata-kata untukku ucapkan. Cinta membuat segalanya berubah.
 Pada akhirnya aku sadar. Bahwa cinta memang tidak untuk selamanya. Aku memandang langit sambil memetik senar gitarku. Aku masih memainkan lagu yang sama. Lagu yang sama saat Dinda masih bersamaku. Semoga suatu saat nanti akan ada cinta yang menyembuhkan lukaku. Semoga.

Inspired by: Yuan Danantio's Story.

Jun 18, 2013

#FenomenaAbisPutus

Putus. Suatu masa dimana kamu harus mengakhiri sebuah hubungan. Entah rela atau tidak, kita tetap harus merelakan mereka. Di sekitar saya banyak yang habis putus. Sebagian ada yang galau, ada yang sedih, dan justru ada yang bahagia.

Banyak banget fenomena yang bisa kita lihat setelah putus. Diantaranya:
1. Galau Berkelanjutan
Biasanya hal ini dirasakan oleh kedua belah pihak yang sebenernya belom pengen hubungannya berakhir. Mereka akan melow + sedih tanpa sebab. Merasa kehilangan dan kesepian, itu pasti. Mereka juga bisa terkena penyakit Gagal Move On yang sekarang lagi menyebar kayak virus. Untuk yang galau berkelanjutan pasca putus, bersabarlah. Memang jodoh tak kemana, tapi jika tak ada harapan, hadapilah kenyataan yah :)

2. Emosi Tidak Stabil
Kalau kamu denger nama mantan, pasti bakal langsung badmood dengan seribu satu alasan. Yang udah muak lah, udah males lah, udah gak pengen denger nama dia lagi lah, dan lain sebagianya. Semua punya alasan masing-masing. Emosi kita emang gak stabil kalau habis putus. Kenapa? Ya karna masih ada setidaknya sedikit luka yang menganga di ulu hati. Kelihatannya sepele, tapi untuk soal hati emang susah cari obatnya. Semoga kaum ini banyak diberi kesabaran dan keikhlasan yah :)

3. Bahagia
Ada yang setelah putus malah bahagia. Ada dong. Ini bagi mereka yagn sadar betul akan hubungan mereka tidak bisa dipertahankan lagi dan jika melakukannya, mungkin akan menyakiti satu sama lain. Atau mungkin mereka sudah sadar sepenuhnya bahwa mereka akan bahagia dengan jalannya masing-masing. Bisa jadi. Segala sesuatu mungkin terjadi diantara mereka. Tetapi jika berujung pada kebahagiaan bersama, ya apa boleh buat :)

Jun 3, 2013

Friend-Zoned.

Friend-Zoned adalah dimana kamu merasakan perasaan yang lebih dari sahabat pada sahabat kamu sendiri. Sebenarnya, perasaan ini wajar. Kan yang namanya sahabat emang harus saling menyayangi kan? Tapi tidak menjamin bahwa kamu tidak merasa harus memiliki.

Friend-Zoned memang momen ketika kamu harus mendengarkan semua cerita dia tentang gebetannya. Sedih? Sakit? Itu pasti. Tapi jika kamu tak ingin kehilangan sahabatmu hanya karna ego cinta, lebih baik tetap memendam rasa aja yah. Dan yang paling nyesek tuh waktu sahabat kamu bilang: "Aku jadian lho sama dia." Dalam hati pasti kamu bilang: "That should be me...", dan sayangnya kamu bakal bilang: "Ciyee selamat yaaah.. PJ dong PJ! :D". Yah, Friend-Zoned juga bisa bikin kita munafik sedikit demi sedikit. Munafik disini saat kamu harus pura-pura bahagia waktu dia bahagia sama orang lain. Ckck.

Friend-Zoned memang momen ketika kamu harus memendam perasaan cinta dan sayang kamu yang cukup berlebihan untuk sahabatmu. Well, memendam rasa itu boleh. Tapi ada kalanya kita memiliki 2 option. Yang pertama, kamu tetep aja memendam rasa sendirian. Ini termasuk perasaan paling gak nyaman menurut aku. Karna apa? Karna kita bakal tertekan atas perasaan kita sendiri. Enaknya sih kita gak bakal kehilangan sahabat kita. Hehe. Yang kedua, kamu beranikan diri untuk ngungkapin perasaan kamu. Option kedua ini punya banyak resiko. Yang paling parah sih kamu bakal kehilangan sahabat kamu dan hubungan kalian jadi renggang. Bakal sedih, patah hati, terus galau-galauan seminggu atau sebulan lebih. Pathetic.

Ketika Friend-Zoned sudah akut dan kamu akan menjadi Secret Admirer. Klasik. Kamu hanya bisa memandangi dia dari jauh. Memendam rasa cintamu tanpa ada balasan dan tanpa sepengetahuan dia. Sedih memang. Tapi itulah manis pahitnya cinta.

Sahabat akan selalu menjadi sahabat. Dengan atau tanpa cinta yang berlebihan. Dengan atau tanpa status yang kita inginkan.Tak perlu berambisi untuk saling memiliki, nanti ujung-ujungnya bakal kehilangan dan menyesal.

There's no ex-bestfriend. So think again and over again when you fall in love with your bestfriend, yaah :)

UN 2013.

Hello Blog Walker! FYI ini blog baru aku. Kenapa bikin blog baru sih, Lun? Gapapa sih. Pengen buka lembar baru aja biar semangat dikit untuk nulis :)
Sebelumnya aku mau berterimakasih sama Bang Alit, karna beliau aku jadi semangat nulis dan mulai berdisiplin dengan jadwal menulis. Thanks Bang!
Untuk postingan pembuka, aku mau bahas tentang UN 2013 yah. Semoga bisa bermanfaat! :)

UN 2013. Gatau kenapa tiap ada yang nyeletuk masalah UN, pasti obrolannya bakal ada seneng, sedih, marah, sebel, dll. Kenapa? Menurut aku sih karna UN di Indonesia dari dulu sampe sekarang gak pernah bisa bener. Disini, aku mau bagi-bagi pengalaman temen-temen, kakak-kakak, dan adek-adek aku yah.

1. Bocoran Soal
... Lebih baik disakiti dengan kejujuran, daripada harus bahagia karna kebohongan...
Bocoran soal? Udah gak asing lagi lah buat kita. Banyak anak SMP dan SMA yang beli jawaban di sana sini. Duh, buat apa sih? Buat dapet nilai bagus tanpa harus belajar tiap malem gitu? Kasihan yang pada belajar bener-bener. Masalahnya, di Indonesia sendiri banyak sekolah-sekolah yang terang-terangan ngasih bocoran soal ke muridnya.Gurunya yang udah sumpah kejujuran pun juga ngasih tuh. Bisa dipertanggung jawabkan gak sumpahnya Bu, Pak?
Kalo menurut aku, para anak remaja sekarang beli jawaban karna banyak hal. Salah satunya karna mindset orang Indonesia yang selalu mementingkan hasil akhir dalam proses belajar. Secara gak langsung, anak-anak pasti akan berusaha mendapatkan nilai semaksimal mungkin bagaimanapun caranya. Seharusnya orang tua yang baik bisa mengubah mindset tersebut. Sebenernya nih ya, jangan bangga dengan nilai bagusmu karna kamu beli kunci jawaban. Nanti waktu udah kerja, jangan kaget juga kalo gak bisa nyontek sana sini, yah :)
Untuk yang udah belajar bener-bener tapi dapet nem jelek? Jangan khawatir ya, Kak, Dek. Tuhan kan gak tidur. Jadi Tuhan tau mana yang bener dan mana yang salah.

2. Kacau Balau Soal
Tahun ini pendistribusian soal ke beberapa daerah di Indonesia kacau balau. Menteri Pendidikan menyalahkan Agen Pencetakkan. Sedangkan Agen Pencetakkan sendiri bilang kalau belum diberi dana untuk mencetak soal-soal UN. Apa yang sebenernya terjadi? Hanya orang-orang tertentu dan Tuhan yang tahu. Dengan adanya kasus ini, pandanganku terhadap pendidikan di Indonesia semakin menurun. Kan jadi kelihatan kalau Kualitasnya rendah. Jangan saling menyalahkan juga lah Pak, Bu. Saling introspeksi diri dan mengembalikkan uang rakyat kan lebih enak kan? Inget! Kami sebagai remaja yang mau lulus bukan kelinci percobaan kalian selamanya! :)

3. LJK Tipis
LJK itu momok terbesar buat aku. Gatau kenapa tetep aja selalu dapet nilai jelek kalau pakek LJK. Sedih? Iya. tapi ya mau gimana lagi. Namanya juga hidup, haha. LJK tipis? Semiskin apa sih Indonesia sampai gak bisa beli kertas dengan kualitas yang bagus? Harus ya masa depan kita berada di LJK tipis kayak gitu? Duh.

Well, it's the end of this post. Singkat? Iya sih, tapi semoga yang baca bisa ikut ngerasain apa yang saya rasain waktu UN SMP yaaah :)
See ya in the next post, xoxo.