Jan 31, 2015

#Day2 Scorpio.

Hai, Scorpio! Hari ini aku membuka foto-foto lama dan kenangan tentang kita muncul lagi. Aku merindukanmu. Bagaimana denganmu?

Aku ingat bagaimana pertama kali kita beretemu. Aku tertawa saat melihatmu untuk pertama kalinya. Bagaimana tidak? Kita berada di satu SMP yang sama, tetapi tak pernah saling menyapa. Dibenakku ada sedikit penyesalan layaknya lagu Sheila On 7 “Mengapa baru sekarang kita dipertemukan?” But I’m really glad to meet you, Scorpio. Terkadang aku berandai-andai bagaimana gambaran pertama diriku di pikiranmu.

Entahlah. Rindu ini menyiksa. Aku tak lagi tahu apa yang harus ku tulis. Ada senyum simpul setiap kali aku mendengar voice note darimu yang masih kusimpan. Maaf jika surat ini terlalu singkat padahal sebenarnya banyak yang ingin ku kutarakan.

Semoga kita lekas bertemu, mengurai rindu.

I love you, Scorpio.

Jan 30, 2015

#Day1 Dear Fifi.

Untuk memulai #30HariMenulisSuratCinta yang diadakan oleh Pos Cinta, aku bakal nulis surat untuk Noor Aisyiyah Firdaus yang baru aja pulang ke Bojonegoro setelah menginap dua hari di rumahku.

Oh iya, tukang pos aku tahun ini kak Ika! Semoga nggak ada bosen-bosennya yah buat nganterin suratku sampai ke tujuan. Hihihi

Dear Fifi, terimakasih sudah mau menginap (lagi) di rumahku yang sedikit berantakan.
Jangan kapok untuk main lagi. Oh iya, jangan lupain juga ya acara banjir selutut, kehujanan, dan motor mogoknya. Emang nggak ada di jadwal sih. Tapi seru kan? Lebih seru dari naik gunung kan? Hahaha

Aku tak akan lupa soal suara dengkurmu yang membuatku tertawa semalam. 
Semoga kamu punya banyak keberanian untuk scrapbook yang kita kerjain bareng yah.
Hati-hati dijalan.
I miss you, already.


Jan 17, 2015

Day 6: What If.


Ada banyak sekali pertanyaan dalam benakku. Beberapa ingin segera ku usir pergi agar tak membuatku khawatir berlebihan. Insecure, katanya. Dengan berbagai pertanyaan yang ada, semua berawal dari “What If...”. Ah, sial. Aku benci saat otakku mulai bercabang. Memikirkan hal yang seharusnya tak perlu dipikirkan. Ini menyebalkan.

Bagaimana jika... Bagaimana jika... Bagaimana jika...

Jan 16, 2015

Day 5: Words



Maaf jika aku langsung menulis di hari kelima. Aku tak tahu apa yang harus ku tuliskan di hari ketiga dan keempat. Tak banyak yang kulakukan dua hari terakhir. Aku banyak menghabiskan waktu di tempat tidur. Yap, tubuh ini menolak untuk meninggalkan tempat nyaman itu. Aku berhenti mendengarkan lagu-lagu sedih melankolis seperti biasa. Bahkan aku tak mendengarkan lagu satupun.  Ah, bagaimana jika posting kali ini memiliki topik? Sama seperti judulnya, aku akan menulis tentang “Perkataan”. Atau kau boleh menganggapnya sebagai “Kata-kata”. 
Anything you wish, happy reading! :)

Jan 13, 2015

Day 2: Ronan.



I remember you dancing before bed times,
And jumping on me,
Waking me up.”

Sayang, bagaimana harimu? Semoga tak terlalu basah sepertiku yang terus menerus ditemani gerimis. Hari ini langit tak berhenti menangis. Padahal aku sungguh ingin melihat indahnya mentari. Mungkin langit sedang patah hati. Atau mungkin langit sedang tak ingin bertemu matahari. Mungkin mereka sedang berselisih paham. Well, terlalu banyak kemungkinan.

Jan 12, 2015

Day 1: Yellow.


“Look at the stars,
look how they shine for you.
And everything you do.
Yeah, they were all yellow.”

Hari ini aku terus saja mengulang lagu dari Coldplay.  Terdengar sedikit melankolis memang. Begitulah yang ku anggap indah. Pun menenangkan.

Aku tak ingin menuliskan banyak hal dalam posting kali ini. Ini adalah posting pembuka untuk enam hari kedepan. Mungkin berisi tentang apa yang ku lakukan seharian. Atau hanya beberapa kata tanpa makna yang terbaca rancu bagi sebagian orang yang membacanya. Tapi lihatlah lebih jeli lagi. Terkadang yang terlihat di luar belum tentu makna sebenarnya. Sama seperti lagu yang saat ini ku dengarkan. Judulnya Yellow. Kau tahu? Iya, artinya Kuning. Seharusnya menggambarkan tentang kebahagiaan, keindahan, atau mungkin rasa cinta yang berbuna-bunga. Tetapi, sebaliknya. Aku mendapati diriku terhanyut dalam kesedihan birunya lautan. Lautan yang tenang. Tanpa ombak. Mungkin tak cukup tenang untuk melukiskan kesedihannya. Langit tanpa awan yang menandakan kekosongan. Tak ada burung camar yang mengepakkan sayapnya. Semuanya begitu sunyi. Kesepian. Mungkin itu yang ingin disampaikan si vokalis. Tetapi, tetap saja. Itu hanya sudut pandangku. Setiap orang memiliki sudut pandang yang berbeda untuk setiap hal yang dirasakannya. Bagaimana pendapatmu?

“And you know,
For you I’d bleed myself dry.
You know,

I love you so.”

Jan 9, 2015

Hello, 2015!

Hello, 2015!
Sepertinya menuliskan sepatah dua kata untuk awal tahun adalah kebiasaan bagi kami, orang Indonesia. Banyak yang menuliskan resolusi-resolusi baru. Padahal sebenarnya itu adalah resolusi tahun sebelumnya yang beum terwujud. Hahaha. I also did that last year. Tapi, tahun 2015 ini beda. Bukan hanya perubahan dari angka empat menjadi angka lima. Aku pribadi merasa tahun 2015 adalah lembaran baru untuk menaruh harapan-harapan baru agar hidupku yang melankolis bisa berubah menjadi lebih romantis. Seperti sekarang, ada laki-laki yang menanyakan apa yang kutulis. Suaranya yang sedikit mengantuk membuatku memvisualisasikan dia sedang terbaring di ranjang asramanya dengan mata tertutup. Whoops, it’s enough. It’s not all about him anyway. Hahaha